Wednesday 11 November 2015

Sesal



Momon adalah seekor monyet yang sangat nakal. Tiap hari ada saja ulahnya yang membuat seisi hutan terganggu. Hampir tak ada hewan hutan yang luput dari keusilannya. Seperti di hari itu, saat seisi hutan mulai bersiap pergi ke berbagai tempat tuk mencari makan, Momon juga menyibukkan diri. Kesibukannya adalah menyebar kulit kulit pisang di beberapa jalan yang akan dilalui hewan hewan lain. Setelah itu dia bersembunyi di atas pohon dan mengawasi hewan hewan lain yang mungkin akan terpeleset karena kulit kulit pisang yang dia letakkan itu.

Momon dengan riang terus mengawasi jalan. Dia membayangkan hewan hewan yg berlari tiba tiba terpeleset dan terjerembab kesakitan. "pasti akan menjadi tontonan yang mengasyikkan" kata Momon dalam hati. Ia terus menunggu. Tapi tak jua ada yang datang. "Harusnya sudah ada hewan yang lewat..." pikirnya.

Momon mulai gelisah dan turun tuk melihat apa gerangan yang membuat hewan hewan lain belum lewat juga. Namun ia segera mengurungkan niatnya karena dilihatnya di kejauhan ada seekor anak kerbau tengah berlari. Namun hati Momon kecewa, karena tiba-tiba anak kerbau itu berhenti. Anak kerbau itu mengendus kulit pisang di hadapannya dan melahapnya.

Di atad pohon, Momon melihat kejadian itu dengan marah. "Gagal sudah rencanaku" ujarnya sambil kakinya menghentak-hentak batang pohon tempat ia berdiri dengan penuh kemarahan. Tapi rupanya, kakinya tergelincir hingga ia hilang keseimbangan. "Bruk" dengan bunyi keras, tubuh momon terjatuh menimpa gundukan tanah dibawahnya.


Ia mencoba bangkit namun tak bisa. Beberapa kali ia mencoba berdiri namun gagal. Sepertinya ada bagian tubuhnya yang cidera dan dirasanya sangat sakit. Momon mulai berteriak minta tolong. Lama ia berteriak, namun tak satupun datang membantu. Dalam keadaan lemah menahan sakit, terbayang semua kenakalan yang ia lakukan selama ini. Ia sadar, bahwa semua penduduk hutan begitu tak menyukainya karena sikapnya yang selalu usil dan mengganggu mereka semua. Pantas saja disaat seperti ini tak ada yang datang menolongnya. Kini tangis kesakitan momon bertambah keras, bercampur sesal yang membuncah dalam dadanya.

No comments:

Post a Comment