Momon adalah seekor monyet yang sangat nakal. Tiap hari ada saja ulahnya
yang membuat seisi hutan terganggu. Hampir tak ada hewan hutan yang luput dari
keusilannya. Seperti di hari itu, saat seisi hutan mulai bersiap pergi ke
berbagai tempat tuk mencari makan, Momon juga menyibukkan diri. Kesibukannya
adalah menyebar kulit kulit pisang di beberapa jalan yang akan dilalui hewan
hewan lain. Setelah itu dia bersembunyi di atas pohon dan mengawasi hewan hewan
lain yang mungkin akan terpeleset karena kulit kulit pisang yang dia letakkan
itu.
Momon dengan riang terus mengawasi jalan. Dia membayangkan hewan hewan
yg berlari tiba tiba terpeleset dan terjerembab kesakitan. "pasti akan
menjadi tontonan yang mengasyikkan" kata Momon dalam hati. Ia terus
menunggu. Tapi tak jua ada yang datang. "Harusnya sudah ada hewan yang
lewat..." pikirnya.
Momon mulai gelisah dan turun tuk melihat apa gerangan yang membuat
hewan hewan lain belum lewat juga. Namun ia segera mengurungkan niatnya karena
dilihatnya di kejauhan ada seekor anak kerbau tengah berlari. Namun hati Momon
kecewa, karena tiba-tiba anak kerbau itu berhenti. Anak kerbau itu mengendus
kulit pisang di hadapannya dan melahapnya.
Di atad pohon, Momon melihat kejadian itu dengan marah. "Gagal
sudah rencanaku" ujarnya sambil kakinya menghentak-hentak batang pohon
tempat ia berdiri dengan penuh kemarahan. Tapi rupanya, kakinya tergelincir
hingga ia hilang keseimbangan. "Bruk" dengan bunyi keras, tubuh momon
terjatuh menimpa gundukan tanah dibawahnya.
Ia mencoba bangkit namun tak bisa. Beberapa kali ia mencoba berdiri
namun gagal. Sepertinya ada bagian tubuhnya yang cidera dan dirasanya sangat
sakit. Momon mulai berteriak minta tolong. Lama ia berteriak, namun tak satupun
datang membantu. Dalam keadaan lemah menahan sakit, terbayang semua kenakalan
yang ia lakukan selama ini. Ia sadar, bahwa semua penduduk hutan begitu tak
menyukainya karena sikapnya yang selalu usil dan mengganggu mereka semua.
Pantas saja disaat seperti ini tak ada yang datang menolongnya. Kini tangis
kesakitan momon bertambah keras, bercampur sesal yang membuncah dalam dadanya.
No comments:
Post a Comment