Sunday 8 November 2015

Bukit Impian



Hari yang sangat cerah. Mentari bersinar hangat, angin bertiup segar menerpa daun dan ranting-ranting pohon. Seperti biasa rusa yang cantik akan segera mencari rumput segar saat pagi tiba. Rusa biasa mencari rerumputan yang tumbuh di tanah lapang. Dia makan dengan nyaman dan lahap disana. Bila matahari telah meninggi dan terasa terik menyengat maka rusa itu akan berteduh di balik semak atau dibawah batang pohon yang rindang.

Seharusnya keseharian yang menyenangkan itu akan membuat rusa merasa bahagia. Namun kali ini tidak lagi. Rusa merasa bahwa tanah lapang dengan rumput-rumputnya yang segar tak memuaskan hatinya. Ia ingin tempat yang kebih subur, dengan rumput yang lebih banyak dan air sungai yang mengalir deras. Matanya selalu tertuju pada bukit hijau kebiruan nun jau disana. Semakin ia perhatikan, semakin bukit itu menggelitik hatinya tuk pergi kesana.

"Aku harus ke bukit itu, disana tanahnya pasti lebih subur, rumputnya pasti lebih segar dan nikmat. Berbeda dengan tempat ini yang kurasa sekarang mulai tak menyenangkan" gumamnya. Makin hari ia makin tak merasa bahagia tinggal di tempat itu, ia merasa bahwa rumputnya mulai terasa tak seenak biasanya. Akhirnya keesokan hari, saat matahari belum terbit, dengan tekad yang besar rusa itu berlari menuju bukit hijau kebiruan yang begitu menggoda hatinya.

Saat merasa lelah dan lapar ia berhenti dan mencari rumput di sekitarnya. Namun makin jauh dia berlari, makin ia merasa kesulitan mencari rumput saat rasa lapar datang. "Kenapa rumput makin jarang disini? Bukankah ini makin dekat dengan dengan bukit hijau itu?" Tanyanya dalam hati. Walau demikian, itu tak menyurutkan keinginannya untuk sampai ke atas bukit. Lama ia berlari dan rusa itupun yakin telah sampai. Namun betapa kecewa hatinya karena yang ada di hadapannya bukan hamparan rumput hijau yang lebat dan segar, namun hanya hamparan tanah luas yg ditumbuhi perdu dan sedikit rerumputan.


Rusa tertunduk kecewa. Ia menoleh ke bawah, betapa terkejut hatinya melihat bahwa di bawah terhampar tanah lapang hijau kebiruan yang begitu luas. "Bukankah itu tempat asalku? Mengapa dari tempat ini tempatku begitu hijau menggiurkan?" Rusa terperanjat. Kini ia menyadari bahwa tempat asalnya jauh lebih subur dan hijau.

No comments:

Post a Comment